DewaSport.asia – Dari enam kompetisi elite Eropa, setidaknya ada tiga kategori kandidat juara musim ini. Dimulai dari pasti, hampir pasti, dan masih teka-teki. Tentu ini didasarkan pada peluang dari masing-masing kandidat didasarkan pada pesaing terdekatnya. Liga yang dimaksud adalah Seri A (Italia), Primera Liga (Spanyol), Liga Primer (Inggris), Bundesliga (Jerman), Eredivisie (Belanda) dan Ligue 1 (Prancis).
Dari enam liga ini, baru Seri A dan Ligue 1 yang bisa dikatakan 100% gelar juaranya sudah ketahuan akan jatuh kemana. Maksimal, dalam dua matchday ke depan. Sebut saja Seri A. Juventus hampir mustahil dikejar pesaing terdekatnya Napoli di posisi runner up. Kemenangan mereka atas AC Milan di Stadion Allianz, membuat pasukan Massimiliano Allegri hanya butuh satu kemenangan lagi untuk mengunci gelar juara.
Bahkan, jika Senin dini hari tadi (8/4), Napoli gagal meraih kemenangan, maka La Vecchia Signora resmi menjadi juara Seri A delapan kali tanpa jeda. Sukses Juve musim ini tak lepas dari konsistensi mereka dalam menjalani liga. Mereka tak pernah tersentuh kekalahan menghadapi rival terdekat; Napoli, Inter Milan, AC Milan, Lazio serta AS Roma. Bahkan dari lima pertandingan tersebut hanya sekali meraih hasil imbang.
Ini berbeda dengan Napoli yang dua kali menelan kekalahan menghadapi Juve, baik tandang atau kandang. Kemenangan 2-1 atas Milan, Minggu (7/4) melengkapi tiga poin Juve saat bertandang ke San Siro. Moise Kean menjadi pahlawan setelah membuat gol pada menit ke-84, dimana sebelumnya Paulo Dybala menyamakan kedudukan dari titik penalty setelah Milan sempat leading Krzysztof Piatek (39).
“Sangat penting meraih kemenangan, karena laga Juventus-Milan selalu istimewa. Sekarang kami tinggal butuh menang atau seri,” kata Allegri dikutip football-italia. Tiga poin Juve bahkan didapatkan saat Allegri menurunkan beberapa pemain minim jam terbang. Ini adalah kali pertama, Juve menggunakan Alex Sandro sebagai bek tengah bersama De Sciglio dan Spinazzola sebagai bek sayap.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Kepastian gelar juga menjadi milik Ligue 1. Paris Saint Germain (PSG) bahkan leading 20 poin dari penghuni runner up Lille. Teorinya, hampir tidak mungkin PSG tidak mendapatkan gelar musim ini apalagi setelah mereka tersingkir di Liga Champions. Sedangkan peluang hampir pasti, ada di Primera Liga. Kemenangan Barcelona atas Atletico Madrid membuat Blaugrana hampir pasti mendapatkan gelar musim ini. Barca mengalahkan Atletico dua gol tanpa balas Luis Suarez dan Lionel Messi.
Pelatih Barca Ernesto Valverde mengakui, kemenangan itu membut mereka menjadi lebih dekat ke trofi. Kemenangan atas Atletico menjadi penting, menurut Valverde menjadi penting karena pasuka Diego Simeone adalah tim bagus dan menempati peringkat kedua klasemen sementara. “Ini adalah tiga poin yang sangat penting. Kami makin dekat dengan gelar tapi kami belum mendapatkannya. Tugas ini harus diselesaikan,” kata Valverde dikutip Marca.
Pada pertandingan tersebut juga muncul drama kartu merah yang diberikan kepada penyerang Atletico Diego Costa. Kartu merah pada Costa inilah yang sempat memunculkan protes dari kubu Los Rojiblancos. “Setiap kali datang ke sini (Camp Nou), sesuatu terjadi. Dalam 11 pertandingan terakhir, saya pikir ada tujuh kartu merah dan semuanya tidak adil,” kata Koke setelah pertandingan.
Kejutan terjadi di der klasiker dimana Borussia Dortmund ditenggelamkan Bayern Muenchen lima gol tanpa gol. Bayern sudah unggul empat gol pada babak pertama melalui Mats Hummels, Robert Lewandowski, Javi Martinez, dan Serge Gnabry. Lewandowski kemudian menggenapi menjadi lima gol pada babak kedua.
Pelatih Dortmund Lucien Favre mengakui timnya telah diberi ‘pelajaran sepak bola’ oleh Munechen. “Bencana besar buat kami. Kami tidak melakukan satu tekanan pun. Kami tidak bisa menerima itu. Kami memiliki harapan yang berbeda. Kami tidak bisa mengeluh ketika kami bermain seperti itu dan dikalahkan,” ujar kapten Dortmund Marco Reus.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.