DewaSport.asia – Peristiwa gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Terutama bagi yang merasakan langsung dampak buruk dari bencana alam tersebut.
Salah satunya ialah mantan penjaga gawang tim nasional Indonesia, Ferry Rotinsulu. Pada saat bencana terjadi, legenda hidup Sriwijaya FC itu pun tengah berada di tanah kelahirannya, Palu.
Tak ayal, peristiwa kelam itu menyisakan trauma yang cukup mendalam bagi Ferry. Untuk meringankan beban masyarakat setempat, Ferry pun berinisiatif untuk melelang jersey timnas, beserta jersey Sriwijaya FC yang pernah ia pakai.
Menurut Ferry, pelelangan jersey merupakan cara terbaik yang bisa dia lakukan. Sebanyak enam jersey kenangannya selama berseragam Sriwijaya FC maupun timnas, ia lelang dan sudah ada yang terjual.
“Walaupun sekarang saya tinggal di Palembang, namun saya akan terus berusaha memberikan bantuan kepada keluarga dan korban bencana lainnya. Apalagi saat itu saya juga sedang ada di Palu. Saya benar-benar merasakan bagaimana bencana itu terjadi,” ungkap Ferry, di Palembang, Rabu 10 Oktober 2018.
Dari enam jersey yang ingin dilelang, tiga di antaranya sudah terjual dan satu jersey dibeli manajemen Sriwijaya FC. Dua jersey lainnya akan dilelang di salah satu pusat perbelanjaan di Palembang, Minggu, 14 Oktober 2018.
Total, Ferry sudah mengumpulkan Rp8,5 juta hanya dari tiga jersey. Jersey yang terjual yakni jersey timnas berwarna biru dan kuning, masing-masing seharga Rp3,2 juta. Satu jersey Sriwijaya FC berwarna merah senilai Rp2,1 juta.
Di sisi lain, jersey Sriwijaya FC berwarna hijau dan baru saja dibeli pihak PT Sriwijaya Optimis Mandiri, belum diketahui berapa harga yang dilepas pemain ikonik nomor punggung 12 itu.
“Saya tidak memikirkan soal harga. Yang jelas baju-baju kenangan milik saya, sudah diniatkan demi membantu keluarga. Dengan nilainya saya tidak peduli. Yang penting keikhlasan mereka dan niat tulus,” ujar Ferry.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Ferry bercerita, saat kejadian sebenarnya ia sudah bisa langsung meninggalkan Pulau Sulawesi. Namun, saat evakuasi, Ferry justru memutuskan untuk bertahan hingga keadaan terlihat normal. Selama 10 hari ia juga menetap di posko pengungsian.
“Waktu itu ada hercules, namun saya tidak ingin pergi begitu saja. Saya memikirkan korban lain, bukan untuk keluarga inti saja. Rasanya kemarin pasrah kalau memang sudah ajal,” terangnya.
Setelah kejadian, pria berusia 35 tahun itu langsung berniat untuk bisa meninggalkan Palu pada saat waktu normal. Di Hari kesepuluh, dan masih ada gempa, tapi sudah kecil, dia langsung pulang ke Palembang.
Sebelum itu, dia lebih dulu menuju ke kota Lampung, meminta izin ke manajemen Lampung Sakti FC, tempat dia bekerja.
“Waktu kemarin tiba di Lampung, saya langsung diberi izin untuk lihat anak di Palembang. Dia nangis melihat ayahnya jadi korban. Insya Allah 14 Oktober 2018 saya akan balik lagi ke Palu,” jelasnya.
Atas kejadian yang menimpa Ferry serta korban lainnya, manajemen Sriwijaya FC turut men-support. Manajemen membeli jersey milik Ferry dan berharap dapat membantu meringankan beban korban bencana alam.
“Kami turut berbelasungkawa atas musibah ini. Sebelumnya Ibunda Ferry telah mendahului berpulang ke Rahmatullah, dan berlanjut menjadi korban gempa. Kita akan bantu sebagai tanda ikatan batin. Ferry merupakan bagian dari keluarga besar Sriwijaya FC,” jelas Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Faisal Mursyid.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.